Jumat, 5 Maret pagi buta jam 3.30, Rizki dan saya telah dijemput di rumah oleh panitia penyelenggara untuk segera menuju Bandara Soekarno-Hatta mengejar flight pukul 9 ke Bangkok. Kami manut saja, meskipun rasanya terlalu pagi, namun memang demikianlah jadwal yang harus diikuti oleh peserta ABC Ibu Juara 2010.
Tiba di airport jam 04.45, ternyata sudah menunggu Ibu Wanti -peserta tersenior- dan anak gadisnya, Putri, asal Depok. Tak tanggung-tanggung mereka sudah menunggu di sana sejak pukul 4 pagi! Bu Wanti berkelakar bahwa ialah yang mengepel lantai Terminal 2E pagi itu ;-) Saya mulai merasakan kegembiraan berjumpa teman baru, begitu juga dengan Rizki. Pukul 5.30 Ibu Netty Gan dan Nadia, putrinya, bersama Ibu Hedy dan putrinya, Sarah, tiba dan menambah kesemarakan canda kami pagi itu. Mereka adalah peserta dari Bekasi. Kami segera bergurau dan menjadi akrab. Waktu menunggu yang cukup panjang jadi tak terasa karena ditingkahi canda dan tawa kami. Pukul 8 barulah seluruh peserta dari luar Jabodetabek datang bersama panitia penyelenggara dan Cheff Haryo yang kehadirannya tidak diinformasikan pada kami sebelumnya. Entah mengapa, kami sangat cepat menjadi akrab satu sama lain. Belum apa-apa kami sudah saling melempar joke dan celaan guyon yang memancing tawa hingga terpingkal-pingkal.
Jam 9.40 pesawat take off bertolak menuju Bangkok. Penerbangan dengan GA 866 memakan waktu 3 jam. Sepanjang jalan Rizki tampak antusias menonton film dan mondar-mandir ke tempat duduk peserta yang lain. Tepat pukul 12.40 pesawat mendarat di Suwannabhumi Airport, Bangkok, yang sangat mengagumkan. Seingat saya dulu pada tahun 2000 ketika transit di sini, kondisinya masih lebih buruk daripada bandara di Jogja, namun kini saya tercengang akan perubahan drastis yang terlihat di sana! Suwannabhumi berubah menjadi bangunan modern nan megah dan bersih. Teringat saya akan tanah air, lalu mengurut dada...kapan Indonesia tercinta akan lebih maju seperti negeri Siam ini?
Lepas cek imigrasi, kami segera diajak berwisata oleh Pak Meng, seorang guide asli Thailand namun pandai berbahasa Melayu, dengan mengendarai bus pariwisata berbadan tinggi besar layaknya double decker, hanya saja bagian bawahnya menjadi bagasi koper-koper kami. Hmm...inilah Bangkok, negeri seribu Pagoda yang kekhasan budaya dan kulinernya telah mendunia! Bersama kawan-kawan baru kami, Rizki- sang malaikat kecilku- dan saya tergoda untuk segera menjelajahinya...
No comments:
Post a Comment