Friday, February 19, 2010
Jujurnya Anak-Anak...;-)
Hari Rabu yang lalu, sebuah tim agency datang berkunjung ke rumah kami dalam rangka shooting video family profile yang disponsori oleh sebuah produk multinasional. Keluarga kami kebetulan masuk ke dalam 20 besar semifinalis kompetisi keluarga yang digelar oleh perusahaan itu, sehingga family profile tersebut akan menjadi salah satu pertimbangan dalam penilaian babak selanjutnya. Meskipun hal itu merupakan sebuah peristiwa penting bagi kami, namun jujur tak ada persiapan khusus yang dilakukan, termasuk mengarahkan anak-anak untuk begini dan begitu...jadi seluruh anggota keluarga tampil apa adanya saja.
Nah, rupanya shooting dibagi menjadi beberapa segmen, di antaranya adalah wawancara masing-masing anggota keluarga, termasuk anak-anak tentunya. Pertanyaan-pertanyaan awal cukup ringan, seputar aktivitas keluarga, dan peran orangtua dalam mendidik anak dan menjalankan rumah tangga. Pada bagian berikutnya, tallent couch yang bertindak sebagai pewawancara menanyakan pertanyaan khusus bagi anak-anak saja, orangtua tak boleh ikut menjawab atau mengarahkan mereka. Nah... kondisi ini cukup kritis, karena anak-anak selalu berkata jujur, jadi kami pun bersiap-siap mendengar hal-hal yang bersifat privat akan terungkap ke permukaan!
Betul saja! Ketika ditanya "Siapa yang paling galak, Mama atau Papa?" maka si sulung angkat bicara, "Papa!"
"Bagaimana galaknya?" cecar si om.
"Itu loh kalau Abang gak bisa matematika, Papa pasti marahin Abang: Kenapa sih...kok nggak bisa! Matanya melotot lagi!" Sang adik bahkan memberikan contoh 'mata melotot' papanya, diiringi wajah meringis suami saya dan tawa kru yang hadir di rumah kami. Saya sendiri jadi deg-degan...karena bukan tidak mungkin akan ada kejutan lain yang kali ini akan menyinggung 'si mama'.
Betul saja! Ketika si Bungsu ditanya, "Kalau Mama galak nggak?" dengan cepat ia menjawab, "Iya!" waduh...saya jadi was-was.
"Bagaimana galaknya?" tanya si Om penuh selidik.
"Mama marah kalau kita nggak sholat...Adek pernah satu kali disabet pakai ikat pinggang loh, begini ni Om..'bet', tapi nggak sakit sih!" si Bungsu Rayhan yang sangat ekspresif menjelaskan sambil tertawa terpingkal-pingkal karena para kru juga tertawa menyaksikan aksinya.
"Tapi Abang nggak pernah, itu karena Adek yang susah diatur!" Si Abang ambil suara.
"Ia, Abang rajin sholatnya Om..." puji Sang Adik bangga.
Saya jadi salting...sambil kembali mengingat kapan ya peristiwa itu terjadi? "Oh...ia, itu karena Adek susah sekali sholat, lari-lari...tapi 'kan nggak keras Mama kasih ikat pinggangnya...cuma supaya menurut aja..." jelas saya mencoba meluruskan kalau-kalau ada pardigma negatif dari para kru.
Syukurnya semua yang hadir sore itu menanggapinya positif, bahkan si om membela saya, "Tuh, Mama dan Papa 'kan marah ada sebabnya...dan tujuannya supaya Abang dan Adek jadi disiplin!" Saya dan suami mesem-mesem mendengarnya, sementara kedua jagoan kami mengangguk setuju.
Jujur sejujur-jujurnya, semua itu kami lakukan dalam batas-batas peringatan saja, tidak ada niatan untuk menyakiti anak, bahkan segaris luka pun tak timbul olehnya. Bagaimana mungkin...mengandung, melahirkan, dan membesarkan mereka saja saya lakoni dengan susah payah, masa sudah besar mau disakiti...Nauzubillah min Zalik! Selain itu, apa yang kami lakukan juga ada landasan aturannya, yaitu ajaran agama. Anak saya sendiri yang mengatakan pada saya pada suatu malam, selepas mereka sholat Isya di masjid, "Ma, kata Pak Ustad, anak berusia 7 tahun kalau tidak mau sholat boleh disabet pantatnya dengan ikat pinggang!" Maka marilah kita didik mereka untuk konsekuen, sehingga mereka tak menyepelekan perintah Tuhan. Semua itu kami lakukan semata-mata untuk kebaikan kedua buah hati, tak ada niatan untuk menutup-nutupi, namun siapa sangka kejujuran dan kepolosan keduanyalah yang mengungkap 'our little rules' itu ke permukaan.
We love you and very proud of you both, sons...peliharalah kejujuran dan keimanan kalian dalam mengarungi kehidupan ini!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment