"Nama George, George!" ujar George terbata-bata dengan bahasa Indonesianya yang sangat minim, bahkan pas-pasan. Seisi kelas langsung 'grrr'!!! Apalagi remaja 13 tahun itu tak menampakkan air muka malu. Dia pede saja melanjutkan perkenalan siang itu. Peristiwa itu terjadi hampir setahun yang lalu, saat George pertama kali memutuskan untuk bergabung dengan kelas bahasa Indonesia bu Suse (begitu murid-murid menyebutnya).
"Nama saya George Michelsen," kembali George dengan mantap memperkenalkan diri enam bulan yang lalu, dalam presentasinya tentang buku yang telah dibacanya sampai selesai (meski dengan susah payah). Teman-temannya memberikan tepuk tangan atas keberhasilan George berpresentasi. Sementara di pojok kelas, saya terdiam haru menyaksikan hal itu.
"Ibu...cape deh!!!" kata George baru-baru ini. Saya terkejut mengikuti perkembangan bahasa Indonesianya. George selalu mengupdate istilah-istilah yang sedang in, meskipun tetap mempertahankannya ketika orang-orang sudah beralih ke istilah lain yang lebih gaul lagi. Makanya tak heran kalau istilah-istilah 'kasian deh lu...' atau 'sumpeh lu', dan yang lebih ekstrim tapi sangat jadul 'buset!!' masih sangat sering dipakai anak itu.
Kali ini saya mengurut dada, namun tak berusaha melarangnya menggunakan istilah2 itu. Saya hanya berusaha mengarahkan saja agar penggunaannya tepat baik dari segi waktu maupun lawan bicara. Bahkan saya ajarkan anak itu gerakan-gerakan yang mengikuti istilah cape deh atau kasian deh lu, supaya lebih pas. George mengangguk-angguk, "Oke Ibu, siip. Terima kasih!!!" sambil meletakkan tangan kanannya di atas pelipis mata kanan, sesuai petunjuk saya.
No comments:
Post a Comment