Saturday, January 30, 2010

Arai dan Zakia


Sudah membaca buku Sang Pemimpi belum, atau menonton filmnya? Di dalam sekuel buku/film Laskar Pelangi ini terdapat tokoh Arai, seorang anak yatim piatu, sepupu Ikal sang pemeran utama keseluruhan cerita. Meskipun yatim piatu, Arai tak lantas tumbuh menjadi seorang lelaki melankolis, malahan sebaliknya ia adalah seorang yang berhati besar, suka menolong, dan selalu mempunyai solusi positif bagi segala permasalahan, sepelik apa pun. Ini luar biasa!

Dikisahkan bahwa Arai memendam cinta mendalam terhadap Zakia, gadis cantik teman sekelasnya. Namun sayangnya, cinta Arai bertepuk sebelah tangan, karena Zakia selalu menampakkkan sikap cuek bahkan judes terhadanpnya. Namun bukan Arai namanya kalau lantas patah semangat. Ia tak kenal menyerah, segala cara -tentunya yang positif- ia lakukan demi mendapatkan minimal perhatian dulu dari sang gadis pujaan. Maka ia pun berguru pada seorang pentolan orkes Melayu yang terkenal pandai menaklukkan hati wanita. Arai pun belajar berdendang sambil memainkan gitar. Meskipun awalnya tak cukup bekal Arai untuk menjadi penyanyi, namun toh ia akhirnya mampu juga menguasai satu lagu, sebagai senjata pamungkasnya menaklukkan hati Zakia. Apakah cinta Arai akhirnya tak bertepuk sebelah tangan? Yang jelas Zakia diam-diam melepas kepergian Arai ke Jakarta, dari tepian hutan bakau yang cukup tersembunyi. Apakah itu sebuah tanda penemrimaan sang gadis pujaan terhadap pria pendamba setianya? Masih dibiarkan menggantung di akhir cerita dan akan kita ketahui kelanjutannya pada Buku ketiga, Edensor...atau pada film ketiganya?

Kisah Arai dan Zakia adalah kisah nyata yang berhasil dituangkan oleh Andrea Hirata atau Ikal, sang penulis, ke dalam buku fenomenalnya tetralogi Laskar Pelangi. Rasanya memang tak berlebihan bila Ikal mengangkat kisah cinta Arai yang penuh perjuangan itu, karena saya sendiri terkesan melihat perjuangan cinta yang tak kenal lelah seperti itu. Ada seorang pemuda belia yang identik dengan Arai, sebutlah namanya Rama, yang kini tengah dalam penantian cintanya terhadap seorang gadis belia, sebutlah ia Shinta. Rama punya sebuah prinsip bahwa cinta adalah sebuah misteri yang hanya akan dapat dipecahkan oleh waktu. Sementara Shinta belum sepenuhnya mengerti apa arti cinta sejati. Bagi Shinta cinta adalah sesuatu yang masih abstrak, maka ia lebih senang dengan hal konkret, seperti bentuk fisik.

Rama adalah sosok pemuda belia cerdas- sangat terlihat dari quote dan lontaran jokenya yang berkelas tinggi untuk pemuda seusianya-, santun, bersahaja, tipe pria penyabar dan setia, cukup ganteng namun tak terlalu modis. Bila Shinta cukup dewasa dan sudah mengerti makna cinta dan kesetiaan, maka saya yakin penampilan fisik menjadi hal kedua baginya dalam melihat Rama. Namun mungkin ada baiknya juga bila Rama sedikit mengoreksi penampilannya yang seharusnya bisa lebih membuatnya tampak segar, misalnya mengubah potongan rambut. Toh mengoreksi penampilan bukan berarti mengubah kepribadian, tapi justru untuk menunjangnya. Bukankah hal itu juga dilakukan Arai, dengan mulai mencoba bermain gitar, mengenakan pakaian yang rapi, dan berusaha untuk tampil lebih menarik demi mendapat perhatian dari Zakia?

Akankah cinta Rama bersambut? Kita lihat saja nanti, yang jelas segala panantian dan usaha akan berbuah hal yang manis. Namun harus diingat juga bahwa segala penantian pasti ada batasnya. Maka berhati-hatilah Shinta, ketika Rama memutuskan untuk mengakhiri penantiannya, bukan tidak mungkin kau baru menyadari arti cinta yang sesungguhnya. Yang jelas mencinta dan dicinta adalah sebuah lakon hidup yang dijalani setiap manusia. Bila kita bertanya, lebih baik mencintai atau dicintai, maka sama saja dengan mencari tahu 'lebih dulu ayam atau telur ada di dunia ini'. Mencintai dan dicintai adalah sebuah pekerjaan respirok, saling berbalasan, karena bila tidak demikian...jangan harap ia akan seimbang dan saling menunjang.

Nah, pesan bijak saya bagi para 'Arai-Zakia'-ers atau 'Rama-Shinta'-ers, jangan pernah putus asa, terus berikhtiar, namun tetap logis untuk menentukan apakah perjuangan ini harus diteruskan atau diakhiri. Bagaimanapun jua kita harus ingat bahwa jodoh adalah kuasa Allah, SWT. sehingga bila hati kita mengatakan 'ini dia orangnya', maka yakinlah kau akan dipertemukan dengannya, oleh-NYa. Listen to your heart and don't ever let love disappear from you...just believe that love will find the way. Hmmm quote yang lumayan, meskipun terinspirasi dari penggalan teks 3 buah lagu yang berbeda...itulah kalau sudah jodoh, cocok dan saling menunjang!

No comments: