Friday, September 17, 2010

Mudik

Senangnya bisa mudik saat lebaran bersama orangtua, suami, anak, kakak, serta keponakan. Hal yang rasanya sulit sekali bisa terjadi ini secara spontan kami siapkan sekitar satu bulan sebelum puasa 1431H ini. Kebetulan kakak yang tinggal di Kuwait pulang lebaran tahun ini. Tadinya kami berencana akan liburan ke Jogja, tapi entah mengapa saya kok kepikiran lebih baik mudik...rasanya akan lebih menyenangkan!

Desa atau dusun asli orangtua kami terletak di Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Ogan Komering Ulu, di mana mengalir Sungai Ogan, maka dari itu penduduk setempat menamakan diri mereka sebagai Orang Ogan. Ayah kami asli Dusun Tangsilontar, sementara ibu berasal dari dusun tetangganya, yaitu Sambirata. Sementara kami adik-beradik (ada 6 orang, saya nomor 5), semuanya lahir dan besar di Jakarta, namun sejak kecil kami sudah diperkenalkan dengan asal-usul kedua orangtua, sehingga ada ikatan batin yang cukup baik dengan kampung halaman mereka. Dulu, ketika masih kanak-kanak, hampir 2-3 tahun sekali kami mudik, meskipun tidak selalu bertepatan dengan lebaran. Akan tetapi semakin dewasa dan terlebih setelah berkeluarga, kami kesulitan mencari waktu yang tepat untuk bisa mudik bersama-sama. Bila dilakukan sendiri-sendiri tak akan semenyenangkan jika sepaguyuban seperti yang biasa terjadi. Saya sendiri sudah 14 tahun tak menginjakkan kaki di kedua dusun tercinta tersebut!

Singkatnya, setelah beberapa bulan yang lalu ayah kami pulang bersama 2 orang adiknya, ia berbagi cerita tentang keaslian dusun yang masih menyenangkan dan indah seperti dahulu. Alam bawah sadar saya membawa bernostalgia ke suasana mandi di Sungai Ogan yang tak terlalu dalam namun jernih dan berarus deras, 14 tahun yang lalu. Ah...membayangkannya saja saya sudah merasa segar, apalagi bila betul-betul dapat mengulang keindahan itu lagi bersama keluarga kecil dan keluarga besar saya! Usul saya untuk mudik bareng pun disambut bersemangat oleh keluarga besar. jadilah pada hari ke 2 lebaran lalu kami berkonvoi 4 mobil menuju kampung halaman.

Malam pertama ketika tiba di Tangsilontar, kami segera memutuskan untuk membersihkan diri di Sungai Ogan. Namun sayang, air sungai sedang pasang setelah hujan cukup deras malam itu...arusnya pun sangat deras, sehingga kami putuskan untuk menunda mandi di sana esok harinya. Keesokan paginya, dengan semangat dan rasa penasaran yang tinggi, kami serombongan menyerbu sungai nan cantik tersebut...Ogan! Anak-anak sangat gembira, terlebih kedua putra saya yang baru pertama kali ini merasakan serunya mandi di Sungai Ogan. Saya dan kakak-kakak pun merasakan kegirangan yang tak kalah seru...bernostalgia di sini, di sungai masa kanak-kanak kami...

Hari itu, hampir 2 jam kami mandi di Ogan yang tetap memesona. Benar kata orang-orang dusun, kalau sudah sekali mandi di sungai ini, maka kami baru betul-betul jadi orang Ogan! Suami dan anak-anak saya juga sudah 'ditasbih' sebagai bagian dari orang Ogan, karena mereka tak menolak bila diajak kembali mudik suatu saat nanti. Belum lagi keasyikan lain seperti bertemu dengan sanak saudara di sana, acara jalan-jalan ke Baturaja, wisata Sungai Musi di Palembang, dan ditutup dengan mengunjungi nenek tercinta di Kotabumi, Lampung. Tak terasa wisata mudik 5 hari tersebut berlalu dengan cepatnya. Betul-betul liburan menyenangkan yang mampu membuat pikiran dan jiwa menjadi kembali segar! Subhanallah, Alhamdulillah...terima kasih ya Allah atas kesehatan dan rezeki yang Kau berikan pada kami sekeluarga!

Malam hari setelah kembali pulang ke rumah di BSD, sebelum beranjak tidur, suami memeluk dan mengecup kening saya seraya berbisik, "Terima kasih untuk liburannya ya Sayang..." Hmm...betul-betul sudah jadi Orang Ogan rupanya dia ;-)

No comments: