Tuesday, April 10, 2012

Hello...

Hello...
Apa Kabar?
Wie geht's?
How are you?

Lega rasanya setelah hampir satu tahun saya kebingungan tidak bisa masuk ke dalam blog sendiri, akhirnyai ini berkat bantuan Ully, endlich...I'm back to my own blog ... :D

Entah apa yang menyebabkan saya diblok oleh blog saya sendiri...yang jelas I address my big appreciation and thanks to Ully...jagoannya gadget!

Oke, paling tidak bisa masuk dan menulis sedikit curahan hati ini dulu.
Sudah menumpuk cerita yang akan dituangkan di sini sebenarnya...tapi saya harus kerja dulu.

See you soon...!
Bis dann...!
Sampai nanti ya...!

Saturday, May 21, 2011

Bersyukur dan Berprasangka Baik kepada Allah,S.W.T.


Alhamdulillah
Wasyukurillah
Mari bersyukur atas segala rahmat Allah, S.W.T. yang Rahman dan Rahim kepada umat-Nya...


Rasa syukur tak pernah henti terucap atas segala limpahan kasih yang Allah, S.W.T. berikan, termasuk di dalamnya ujian, cobaan, dan sakit yang datang silih-berganti dalam hidup sepanjang hampir 38 tahun ini.

Rezeki yang datang seberapa besarnya adalah bagian dari cobaan yang harus kita syukuri. Mengapa cobaan? Sebab jika tak dapat mengolah rezeki secara bijaksana, maka kita akan jadi orang yang lantas sering mengeluh kekurangan.

Inilah yang saya tak jarang alami. Rasanya kok tak pernah cukup uang di tangan...seberapa pun yang didapat, akan terasa tak cukup. Masih ada saja yang belum terbayar atau terpenuhi...
Lantas apa yang salah? Rasanya sudah sangat tepat mengatur setiap pemasukan dan pengeluaran, namun tetap kurang...lantas mengeluh!

Saya kemudian introspeksi. Apa yang salah? Rupanya yang salah adalah, mungkin saya masih kurang bersyukur. Harusnya syukur itu bukan hanya diucapkan, tetapi juga diresapi dan betul-betul diniatkan semata hanya bersyukur kepada Allah, S.W.T.

Syukur itu juga bukan hanya atas materi yang berupa uang dan benda...tapi atas semua hal yang terkadang tak kita anggap sebagai harta. Astagfirullahhaladziim...saya lupa bahwa suami yang soleh dan bertanggungjawab adalah rezeki Allah, anak-anak yang soleh adalah rezeki tak ternilai dari Allah, keluarga yang sehat dan kompak juga bagian dari rezeki...nikmat sehat, ilmu, udara yang kita hirup, air yang diminum, rasa sakit yang dirasakan, cobaan, dan masih banyak lagi...adalah rezeki Allah yang tak ternilai harganya. Subhanallah walhamdulillah, Allahhuakbar!

Saya seakan diingatkan kembali saat membaca pesan dari seorang teman baru yang senantiasa berkirim sms hadist-hadist - Alm. papa mertua dulu juga sangat konsisten melakukan ini (mata saya berkaca-kaca mengenangnya), Ya Allah berikanlah Ia tempat terbaik di sisi-Mu, amin- demikian bunyinya:
"Jadikanlah prasangka kita kepada Allah selalu perkara yang baik, niscaya Allah akan membalasnya dengan kebaikan pula, Dialah Maha Adil & selalu ada hikmah di setiap takdirnya, sekali pun di mata manusia itu adalah takdir yang buruk. Nabi S.A.W. bersabda, "Allah berkata, "Aku menuruti persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku." (HR. Bukhori Muslim).

Maka sadarlah saya bahwa bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah, S.W.T. adalah kunci sebuah kehidupan yang barokah, sakinah mawadah warohmah. Insyaallah kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang selalu bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah,S.W.T., Tuhan semesta alam...amin.

*To my husband and sons: thanks so much for the love you've given me. May Allah bless you with hidayah and health. Ich liebe euch sehr!

Friday, February 11, 2011

A Beautiful Play of Rizki & Aldy

Tak ada kata yang dapat terucap selain "Subhanallah Walhamdulillah" ketika menyaksikan keindahan permainan duet Rizki (9) dan Aldy (16) kemarim malam di konser tahunan sekolah DIS Jakarta.

Rasa haru, bangga, dan bahagia menyelimuti kami malam itu. Bagaimana tidak, Rizki, putra pertama kami telah mampu menyuguhkan permainan drum yang luar biasa malam itu. Permainan indah tersebut tak lepas dari kepiawaian Aldy memainkan jari-jarinya pada piano. Suara piano yang syahdu berpadu dengan hentakan ritme drum yang dimainkan Rizki dengan penjiwaan yang baik, menjadikan duet dua lelaki hebat tersebut begitu mengisi sanubari setiap orang yang hadir.

Malam itu, di tengah sekitar seratus pasang mata penonton, instrumen rapi piano-drum yang dimainkan dengan harmonis oleh Rizki dan Aldy, mengalunkan keindahan lagu Hanna Eyes. Di awal permainan Aldy membuka dengan intro piano, sementara Rizki tampak tenang menyimak permainan pianis belia itu. Permainan mereka begitu rapi, penuh penjiwaan, dan jauh dari emosi pribadi yang menggebu ingin mendominasi perhatian penonton. Alhasil penonton begitu terbuai dan larut dalam keasyikan alunan instrumen ciamik Rizki-Aldy. Menjelang akhir permainan, penonton mulai 'gemas' ingin ikut memberikan tambahan ritme tepuk tangan mereka. Maka jadilah instrumen tersebut makin menarik dan dinamis dengan sumbangan 'akustik' tepukan berirama rapi dari para penonton. Penonton begitu tertib memberikan tepukan tersebut, seolah tak ingin merusak permainan yang sangat indah malam itu.

Usai konser, kami dibanjiri pujian dari para guru, orangtua, dan juga teman-teman Rizki. Sayang Kak Faisal, guru drum Rizki tak dapat hadir malam itu. Patut kami mengucapkan terima kasih yang sedalamnya atas bimbingan yang diberikan beliau pada Rizki, sulung kami. Terima kasih dan salut juga tak putus kami sampaikan pada Aldy, adik Kak Faisal, pianis muda berbakat, yang telah dengan sabar dan telaten mengiringi permainan drum Rizki dengan jari-jarinya yang mampu 'memelintir' nada-nada sulit Hanna Eyes. Applause penonton adalah milik kalian bertiga!

Subhanallah Walhamdulillah, tentunya ucapan terima kasih yang tertinggi hanya kami haturkan kepada Allah, S.W.T. yang telah memberikan talenta bermusik kepada Rizky dan Aldy. Semoga talenta ini akan membawa manfaat dan menjauhkan mudarat bagi mereka dan para seniman lainnya. Terima kasih ya Allah...that beautiful play is a bless for us! Kiranya karunia ini makin memperdalam ketakwaan kami kepadaMu, Insyaallah.

Tangerang, 11 Februari 2011


Saturday, January 15, 2011

Tonight but not only tonight


Tonight...
I hold them tight...
Let me be their light...
And let them be my knight....
but not only tonight...

Friday, September 17, 2010

Mudik

Senangnya bisa mudik saat lebaran bersama orangtua, suami, anak, kakak, serta keponakan. Hal yang rasanya sulit sekali bisa terjadi ini secara spontan kami siapkan sekitar satu bulan sebelum puasa 1431H ini. Kebetulan kakak yang tinggal di Kuwait pulang lebaran tahun ini. Tadinya kami berencana akan liburan ke Jogja, tapi entah mengapa saya kok kepikiran lebih baik mudik...rasanya akan lebih menyenangkan!

Desa atau dusun asli orangtua kami terletak di Sumatera Selatan, tepatnya di Kabupaten Ogan Komering Ulu, di mana mengalir Sungai Ogan, maka dari itu penduduk setempat menamakan diri mereka sebagai Orang Ogan. Ayah kami asli Dusun Tangsilontar, sementara ibu berasal dari dusun tetangganya, yaitu Sambirata. Sementara kami adik-beradik (ada 6 orang, saya nomor 5), semuanya lahir dan besar di Jakarta, namun sejak kecil kami sudah diperkenalkan dengan asal-usul kedua orangtua, sehingga ada ikatan batin yang cukup baik dengan kampung halaman mereka. Dulu, ketika masih kanak-kanak, hampir 2-3 tahun sekali kami mudik, meskipun tidak selalu bertepatan dengan lebaran. Akan tetapi semakin dewasa dan terlebih setelah berkeluarga, kami kesulitan mencari waktu yang tepat untuk bisa mudik bersama-sama. Bila dilakukan sendiri-sendiri tak akan semenyenangkan jika sepaguyuban seperti yang biasa terjadi. Saya sendiri sudah 14 tahun tak menginjakkan kaki di kedua dusun tercinta tersebut!

Singkatnya, setelah beberapa bulan yang lalu ayah kami pulang bersama 2 orang adiknya, ia berbagi cerita tentang keaslian dusun yang masih menyenangkan dan indah seperti dahulu. Alam bawah sadar saya membawa bernostalgia ke suasana mandi di Sungai Ogan yang tak terlalu dalam namun jernih dan berarus deras, 14 tahun yang lalu. Ah...membayangkannya saja saya sudah merasa segar, apalagi bila betul-betul dapat mengulang keindahan itu lagi bersama keluarga kecil dan keluarga besar saya! Usul saya untuk mudik bareng pun disambut bersemangat oleh keluarga besar. jadilah pada hari ke 2 lebaran lalu kami berkonvoi 4 mobil menuju kampung halaman.

Malam pertama ketika tiba di Tangsilontar, kami segera memutuskan untuk membersihkan diri di Sungai Ogan. Namun sayang, air sungai sedang pasang setelah hujan cukup deras malam itu...arusnya pun sangat deras, sehingga kami putuskan untuk menunda mandi di sana esok harinya. Keesokan paginya, dengan semangat dan rasa penasaran yang tinggi, kami serombongan menyerbu sungai nan cantik tersebut...Ogan! Anak-anak sangat gembira, terlebih kedua putra saya yang baru pertama kali ini merasakan serunya mandi di Sungai Ogan. Saya dan kakak-kakak pun merasakan kegirangan yang tak kalah seru...bernostalgia di sini, di sungai masa kanak-kanak kami...

Hari itu, hampir 2 jam kami mandi di Ogan yang tetap memesona. Benar kata orang-orang dusun, kalau sudah sekali mandi di sungai ini, maka kami baru betul-betul jadi orang Ogan! Suami dan anak-anak saya juga sudah 'ditasbih' sebagai bagian dari orang Ogan, karena mereka tak menolak bila diajak kembali mudik suatu saat nanti. Belum lagi keasyikan lain seperti bertemu dengan sanak saudara di sana, acara jalan-jalan ke Baturaja, wisata Sungai Musi di Palembang, dan ditutup dengan mengunjungi nenek tercinta di Kotabumi, Lampung. Tak terasa wisata mudik 5 hari tersebut berlalu dengan cepatnya. Betul-betul liburan menyenangkan yang mampu membuat pikiran dan jiwa menjadi kembali segar! Subhanallah, Alhamdulillah...terima kasih ya Allah atas kesehatan dan rezeki yang Kau berikan pada kami sekeluarga!

Malam hari setelah kembali pulang ke rumah di BSD, sebelum beranjak tidur, suami memeluk dan mengecup kening saya seraya berbisik, "Terima kasih untuk liburannya ya Sayang..." Hmm...betul-betul sudah jadi Orang Ogan rupanya dia ;-)

Sunday, August 8, 2010

Rendang untuk Sahur


Puasa sudah di ambang mata...nggak kerasa ya!
Tahun ini, Rizki dan Rayhan puasa lagi, Insyaallah. Bagi Rizki, puasa ini akan jadi yang ketiga, sementara Rayhan memasuki tahun kedua berpuasa. Semoga mereka berdua diberi kesehatan, kesabaran, dan kekuatan iman oleh Allah, S.W.T.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, sejak berkeluarga, saya punya ritual memasak rendang untuk sahur di awal puasa. Entah kenapa, bagi saya rendang adalah menu wajib minggu pertama sahur. Alasannya sangat simpel, selain praktis, rendamg juga jadi sajian jitu pembangkit selera makan di pagi buta...apalagi di minggu awal puasa.

Alhamdulillah, Rizki dan Rayhan sekarang juga sudah mulai dapat menikmati rendang. Biasanya kalau makan dengan rendang, mereka bisa-bisanya nambah sampai 3-4 kali! Kalau sudah begitu, kelelahan dan kebosanan memasak rendang terbayar sudah melihat lahapnya anak-anak dan suami tercinta menyantapnya!

Now I'm still stuck with my rendang and the busy kitchen! It's been almost 2 hours dealing with it. Thank's to internet yang menemani saya mengawasi masakan sedari tadi. Anak-anak dan papanya pergi keluar nonton Avatar. Mama tak bisa lari jauh dari rendang pesanan mereka...but still it's worthed and paid off to make them happy on the first Ramadhan day.

Hmm...rendangnya sudah mulai masak dan sekarang sedang disantap anak-anak yang kelaparan. Rupanya mereka kehabisan tiket nonton yang jam 19.00 dan membeli untuk show berikutnya, jam 21.15. Akhirnya ketiganya memutuskan pulang dulu untuk makan malam dengan rendang yang menggoda selera...Nah, nah...sekarang Rayhan minta tambah untuk yang ketiga kalinya! Alhamdulillah, mama happy sekali...;-)

Friday, August 6, 2010

What a week-end!!!

Ini hari Sabtu, tapi saya harus bersiap-siap ke kantor...ada kerjaan foto-memfoto menunggu!
Malas??? Tentu ya...karena yang namanya akhir pekan, paling enak ya leyeh-leyeh di rumah sambil nulis sampai jam 12 siang...terus cari lunch enak, jalan-jalan, dan sebelum larut sudah ada di rumah, lalu... leyeh-leyeh lagilah...he, he,...

Sabtu ini berbeda, saya harus ke kantor yang jaraknya sekitar 10 menit saja dari rumah, tapi kok menyeret kaki keluar pintu gerbang saja perlu waktu hampir 2 jam! Suami sudah saya minta mandi dari tadi karena dia juga akan ngantor, 'lah tapi yang nyuruh ini masih asyik nulis...piye toh?

Wes 'lah...saya mandi dulu, nanti kalau ada waktu bisa disambung lagi nulisnya...
Malas? Tentu tidak...tak ada kata malas untuk menulis, hanya saja sulit mencari waktu yang pas kalau week-end... piye iki dadine????