Tak ada kata yang dapat terucap selain "Subhanallah Walhamdulillah" ketika menyaksikan keindahan permainan duet Rizki (9) dan Aldy (16) kemarim malam di konser tahunan sekolah DIS Jakarta.
Rasa haru, bangga, dan bahagia menyelimuti kami malam itu. Bagaimana tidak, Rizki, putra pertama kami telah mampu menyuguhkan permainan drum yang luar biasa malam itu. Permainan indah tersebut tak lepas dari kepiawaian Aldy memainkan jari-jarinya pada piano. Suara piano yang syahdu berpadu dengan hentakan ritme drum yang dimainkan Rizki dengan penjiwaan yang baik, menjadikan duet dua lelaki hebat tersebut begitu mengisi sanubari setiap orang yang hadir.
Rasa haru, bangga, dan bahagia menyelimuti kami malam itu. Bagaimana tidak, Rizki, putra pertama kami telah mampu menyuguhkan permainan drum yang luar biasa malam itu. Permainan indah tersebut tak lepas dari kepiawaian Aldy memainkan jari-jarinya pada piano. Suara piano yang syahdu berpadu dengan hentakan ritme drum yang dimainkan Rizki dengan penjiwaan yang baik, menjadikan duet dua lelaki hebat tersebut begitu mengisi sanubari setiap orang yang hadir.
Malam itu, di tengah sekitar seratus pasang mata penonton, instrumen rapi piano-drum yang dimainkan dengan harmonis oleh Rizki dan Aldy, mengalunkan keindahan lagu Hanna Eyes. Di awal permainan Aldy membuka dengan intro piano, sementara Rizki tampak tenang menyimak permainan pianis belia itu. Permainan mereka begitu rapi, penuh penjiwaan, dan jauh dari emosi pribadi yang menggebu ingin mendominasi perhatian penonton. Alhasil penonton begitu terbuai dan larut dalam keasyikan alunan instrumen ciamik Rizki-Aldy. Menjelang akhir permainan, penonton mulai 'gemas' ingin ikut memberikan tambahan ritme tepuk tangan mereka. Maka jadilah instrumen tersebut makin menarik dan dinamis dengan sumbangan 'akustik' tepukan berirama rapi dari para penonton. Penonton begitu tertib memberikan tepukan tersebut, seolah tak ingin merusak permainan yang sangat indah malam itu.
Usai konser, kami dibanjiri pujian dari para guru, orangtua, dan juga teman-teman Rizki. Sayang Kak Faisal, guru drum Rizki tak dapat hadir malam itu. Patut kami mengucapkan terima kasih yang sedalamnya atas bimbingan yang diberikan beliau pada Rizki, sulung kami. Terima kasih dan salut juga tak putus kami sampaikan pada Aldy, adik Kak Faisal, pianis muda berbakat, yang telah dengan sabar dan telaten mengiringi permainan drum Rizki dengan jari-jarinya yang mampu 'memelintir' nada-nada sulit Hanna Eyes. Applause penonton adalah milik kalian bertiga!
Subhanallah Walhamdulillah, tentunya ucapan terima kasih yang tertinggi hanya kami haturkan kepada Allah, S.W.T. yang telah memberikan talenta bermusik kepada Rizky dan Aldy. Semoga talenta ini akan membawa manfaat dan menjauhkan mudarat bagi mereka dan para seniman lainnya. Terima kasih ya Allah...that beautiful play is a bless for us! Kiranya karunia ini makin memperdalam ketakwaan kami kepadaMu, Insyaallah.
Tangerang, 11 Februari 2011